cover
Contact Name
Bina Rohita Sari
Contact Email
binarohitasari@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
fitofarmaka@unpak.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 20879164     EISSN : 2622755X     DOI : https://doi.org/10.33751/jf
Core Subject : Health, Science,
FITOFARMAKA mempublikasikan artikel yang berkaitan dengan farmasi, Kimia Farmasi, dan bidang Fitokimia serta akan dipublikasikan secara online. Publikasi secara elektronik akan menambah kekayaan informasi dan pengetahuan ilmiah terutama dari penelitian. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun, didokumentasikan dengan baik dalam bentuk elektronik dan cetak.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi" : 5 Documents clear
AKTIVITAS HEPATOPROTEKTOR KOMBINASI EKSTRAK AIR PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) DAN EKSTRAK ETANOL KUNYIT (Curcuma longa Linn) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN SPRAGUE DAWLEY Gelline Tama Anindia Firman; Min Rahminiwati; Ike Yulia Wiendarlina
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.457 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i1.797

Abstract

ABSTRAKHepatoproktektor adalah senyawa yang dapat mencegah dan memperbaiki sel-sel hepar yang rusak. Parameter yang diamati adalah perubahan kadar SGPT pada hari ke 0,2, 5, 9 dan 13. Hasil penelitian dari 9 kombinasi dosis selama 13 hari menunjukkan semua kombinasi menurunkan kadar SGPT dengan aktivitas hepatoprotektor terbaik adalah terdapat pada tumbuhan ektrak air pegagan: ekstrak etanol kunyit dengan perbandingan 2:3.Kata kunci: Pegagan (Centella asiatica L.Urban), Kunyit (Curcuma longa Linn) dan hepatoprotektorABSTRACTHepatoprotector is a compound that can prevent and repair liver cell damage. This research aimed to study the activity and effectivity of combination Centella asiatica water extract and Curcuma longa ethanol extract as hepatoprotector by SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase) in Sprague Dawley male white rats induced paracetamol. Parameters measured were changes in ALT levels at day 0, 2, 5, 9 and 13. Combinations of doses for 13 days showed all combinations of those extract potencial hepatoprotector. The best activity was found in ratio 2:3 (Centella asiatica extract:ethanol extract of turmeric).Keywords: Centella asiatica L. Urban, Curcuma longa Linn and Hepatoprotector
GAMBARAN PENGGUNAAN ANALGETIKA PADA PASIEN PASCA BEDAH DI RUANG III DAN MELATI LANTAI 4 RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Laila Awaliyah Darajatun; Ilham Alifiar; Tita Nofianti
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.442 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i1.798

Abstract

Bedah merupakan tindakan yang dilakukan oleh dokter untuk mengatasi masalah pasien yang mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri. Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Penanganan nyeri umumnya menggunankan analgetik seperti golongan opioid dan Non Steroid Anti-Inflammantory Drugs. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan analgetik dalam menghilangkan nyeri pasca bedah meliputi penggunaan analgetik tunggal maupun analgetik kombinasi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain Cross sectional dan pengambilan data dilakukan secara prospektif. Subjek pada penelitian ini adalah pasien pasca bedah yang menerima analgetik di Ruang Pasca Bedah yang dirawat di sebuah RSUD dr. Soekardjo, Kota Tasikmalaya periode April- Mei tahun 2017. Jumlah pasien yang bersedia untuk mengikuti penelitian ada 111 pasien. Data-data yang diperoleh menunjukkan analgetik yang paling banyak digunakan adalah ketorolak sebanyak 49,5%, penggunaan terbanyak kedua adalah tramadol sebanyak 21,6%, kemudian asam mefenamat sebanyak 22,5% dan parasetamol sebanyak 4,5%. Penggunaan analgetik kombinasi yaitu antara tramadol dengan ketorolak sebanyak 1,8%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah analgetik tunggal lebih banyak digunakan terhadap pasien pasca operasi di RSUD dr. Soekardjo, Kota Tasikmalaya.Kata kunci: Pereda nyeri, anagesik, pasca bedah
FORMULASI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PERMEN JELLY SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.) Mira Miranti; Bina Lohitasari; Desy Rizky Amalia
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.738 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i1.799

Abstract

ABSTRAKPermen Jelly merupakan permen yang terbuat dari campuran sari buah-buahan,bahan pembentuk gel dengan penambahan essens untuk menghasilkan berbagai macam rasa, dengan bentuk fisik jernih transparan serta mempunyai tekstur yang kenyal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C sari buah dan permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.), menentukan nilai IC50 sari buah dan permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.), serta menentukan stabilitas permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.). Pada penelitian ini, dibuat permen jelly dibuat 4 formula yaitu formula 0, 1; 2, dan 3 dengan variasi konsentrasi sari pepaya yaitu 0%, 20%, 25%, dan 30%.Hasil uji kadar vitamin C pada sari buah pepaya California yaitu 0,0467%. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) sari buah pepaya California memiliki IC50 sebesar 33,537 ppm dan pada permen jelly formula 1, 2, dan 3 yaitu sebesar 75,296 ppm, 73,901 ppm, dan 70,698 ppm. Uji stabilitas dilakukan selama 4 minggu penyimpanan pada suhu ruangan. Hasil pengujian aktivitas antioksidan pada minggu ke 1 sampai ke 4 didapat nilai IC50 berturut-turut yaitu formula 1 sebesar 81,171 ppm, 89,573 ppm, 97,178 ppm, dan102.126 ppm, formula 2 sebesar 79,175 ppm, 88,158 ppm, 96,441 ppm, dan 100,378 ppm, sedangkan pada formula 3 sebesar 77,255 ppm, 85,482 ppm, 93,680 ppm,dan100,267 ppm. Secara organoleptik permen jelly memiliki rasa, warna, aroma serta kekenyalan mengalami perubahan yang signifikan.Kata Kunci : Permen jelly, Buah Pepaya California (Carica papaya L), Antioksidan
PENGARUH KONSENTRASI OLEORESIN DAN KOMPOSISI BAHAN PENYALUT TERHADAP KARAKTERISTIK MIKROKAPSUL OLEORESIN JAHE EMPRIT (Zingiber officinale) DENGAN METODA SPRAY DRYING Nhadira Nhestricia
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.198 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i1.800

Abstract

ABSTRAKOleoresin merupakan campuran kompleks dari bahan volatile dan bahan non- volatil yang memberikan aroma dan rasa khas pada jahe (Zingiber officinale). Oleoresin memiliki sifat sangat lengket, kental dan sulit ditakar sehingga efisiensi pemanfaatannya dalam skala industri menjadi berkurang. Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan mikroenkapsulasi untuk mengkonversi oleoresin (zat cair) menjadi serbuk (zat padat). Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat mikrokapsul oleoresin jahe dengan penyalut natrium kaseinat dan maltodekstrin menggunakan teknik spray drying dan mempelajari karakteristik oleoresin jahe terenkapsulasi. Penelitian ini dilakukan dalam2 tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada tahap 1, oleoresin konsentrasi 5% dan 25% dienkapsulasi dengan penyalut natrium kaseinat dan maltodekstrin pada komposisi 7,5%:92,5% dan 30%:70%. Pada tahap 2, konsentrasi oleoresin dinaikan secara bertahap mulai dari 5%, 10%, 15%, sampai 20% dengan komposisi penyalut na-kaseinat dan maltodekstrin 7,5%:92,5% dan 30%:70%. Pengamatan terhadap mikrokapsul oleoresin jahe meliputi pengukuran total oil (kadar minyak atsiri), oil recovery (perolehan minyak kembali), surface oil (kadar minyak di permukaan mikrokapsul), kadar air, dan bentuk partikel mikrokapsul dengan scanning electron microscope. Mikrokapsul oleoresin jahe terbaik diperoleh pada penggunaan oleoresin konsentrasi 10% menggunakan penyalut natrium kaseinat:maltodekstrin7,5%:92,5% dengan karakteristk total oil 2,34%, oil recovery 87,50%, surface oil0,27%, dan kadar air 4,97%.Kata kunci : Jahe emprit, oleoresin, mikrokapsul
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN, BUAH DAN BIJI PARE (Momordica charantina L) Riana Septiningsih; Sutanto Sutanto; Dwi Indriani
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.334 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i1.796

Abstract

ABSTRAKAntioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat dan mencegahpertumbuhan kanker. Salah satu tanaman yang diduga dapat mengobati kanker adalah pare (Momordica charantina L). Masyarakat telah menggunakan pare sebagai makanan sehari-hari dan juga telah lama dipercaya sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol buah, daun, dan biji pare. Buah, daun dan biji pare diekstraksi dengan etanol 70% dan dipekatkan hingga didapatkan ekstrak kental. Pengujian aktifitas antioksidan pada penelitian ini menggunakan metode peredaman terhadap radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH), dan vitamin C sebagai kontrolnya. Hasil pengujian antioksidan pada vitamin C didapatkan nilai IC50 sebesar2,844 g/mL. Hasil pengujian aktifitas antioksidan dari ekstrak etanol buah, daun, danbiji pare menunjukkan bahwa ketiga ekstrak tersebut tidak memiliki aktifitas sebagai antioksidan. Suatu senyawa dikatakan aktif sebagai antioksidan apabila nilai IC50 100 ppm.Kata Kunci : Antioksidan, Pare (Momordica charantina L), DPPH.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 1 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018 Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017 Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017 Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016 Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016 Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015 Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA More Issue